SEJARAH
BERDIRINYA PERUSAHAAN
PT. SUKASARI MITRA MANDIRI didirikan oleh seorang pengusaha
dari China yang datang ke Indonesia pada tahun 1930 yaitu
Bapak Hoo Hian Loang. Pada awalnya beliau memulai usaha dengan membuat
tahu. Karena keadaan pasar yang tidak menentu membuat usaha tahu yang beliau
tekuni menjadi kurang menguntungkan.
Ide usaha membuat kecap berawal dari kebiasaan para
penjaja makanan keliling menggunakannya sebagai pendamping masakan. Kecap yang
berasal dari China mempunyai cita rasa asin sedang di Indonesia yang paling
digemari adalah kecap manis, maka terciptalah kecap khas Semarang yang berlebel
kecap Piring Lombok. Pada tahun 1951, industri rumah tangga ini mendapat ijin
dari Departemen Perindustrian sehingga menjadi industri kecap berijin. Usaha
ini kemudian diteruskan oleh putranya yaitu Bapak Hadisiswanto bersama
menantunya yaitu ibu Lenawati.
Dibawah penanganan dari Bapak Hadisiswanto bersama ibu Lenawati,
produk kecap ini menjadi semakin berkembang dalam penerimaan konsumen di pasar.
Bapak Hadisiwantopun berupaya untuk mengembangkan usahanya dengan melakukan
peminjaman pada Bank Pembangunan Daerah selama 2 kali yaitu pada tahun 1972 dan
tahun 1973. Pada tahun 1991, Bapak Hadisiswanto melakukan kerjasama dengan PT.
INDOFOOD sehingga waktu itu merk dagang Piring Lombok menjadi milik PT.
INDOFOOD. Saat itu nama Ibu Lenawati dikenal sebagai pakar perkecapan.
Kerjasama dengan PT. INDOFOOD berakhir pada awal Juli 1992 sekaligus
pembentukan nama menjadi PT. SUKASARI MITRA MANDIRI. Berdasarkan pengalaman dan
keahlian Ibu Lenawati maka pruduk yang dikeluarkan PT. SUKASARI MITRA MANDIRI
cepat diterima oleh masyarakat. PT. SUKASARI MITRA MANDIRI tetap konsisten
dengan slogannya yaitu “Unggul Dalam
Rasa”. Produk yang saat ini diproduksi adalah kecap, sirup, cuka makan, dan
saus.
TUJUAN DAN
MISI PERUSAHAAN
Misi dan tujuan didirikannya PT. SUKASARI MITRA
MANDIRI adalah sebagai berikut:
- Menciptakan
lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran
- Meningkatkan
produk dan mengefisiensikan produk dalam memenuhi kebutuhan konsumen
-
Memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk
memenuhi kebutuhan manusia
- Mensukseskan
pembangunan nasioal dibidang agroindustri
- Mencari
keuntungan semaksimal mungkin dengan meminimalkan biaya tanpa mengurangi kualitas
produk yang dihasilkan
KOMODITAS PERUSAHAAN TEMPAT
PI
komoditi yang diolah di PT Sukasari Mitra Mandiri terdiri dari pengolahan
kecap, cuka makan, sirup, dan saus.
PENANGANAN QUALITY QONTROL PERUSAHAAN TEMPAT PI
A.
QC Masak
Saus yang
diproduksi ada bermacam macam namun yang sering diproduksi adalah saus sambal
dan saus tomat. Sebagai seorang QC dalam proses masak harus menyiapkan dan
mengecek kelengkapan bumbu-bumbu yang akan digunakan seperti pengawet, pemanis,
pemantap rasa dan bahan tambahan lainnya. Selain itu saat memasak saus harus
dilakukan pengecekkan waktu steam dan suhu steam. Analisa ini bertujuan agar
waktu steam dan pengadukan saus tidak berkepanjangan karena bisa berakibat saus
menjadi lebih encer. QC harus mampu mengatur waktu steam dan pengadukan hingga
saus mencapai suhu 80oC. Setelah mencapai target suhu, saus diaduk
selama 10 menit agar bahan-bahan tercampur sempurna dan matang. Suhu 80oC
merupakan suhu untuk saus yang dimasak pada hari itu juga sedang saus yang akan
dikemas pada hari esok digunakan suhu 75oC, ini bertujuan karena ada
kematangan berlanjut pada saus akibat panas pada tangki dan saus saat
penyimpanan, sehingga dihari berikutnya diperoleh saus yang baik dan tidak encer. Standar dalam pengecekan
viskositas saus sambal dan tomat untuk botol minimal 8 detik sedang pada saus
sambal dan tomat untuk biasa minimal 12 detik (wadah dibalik tidak tumpah).
Sedang pada pH, saus memiliki pH asam yang stabil.
Semua proses
pembuatan saus merupakan CCP, jadi perlu dilakukan kontrol pada tiap prosesnya
meskipun dampaknya bukan pada food safety
melainkan food quality.
B.
QC kemas
Pengemasan
saus menggunakan mesin pengemas. kemasan saus yang digunakan ada 3 jenis yaitu plastik, botol dan jerigen.
1. Kemasan plastik
Saus yang dikemas plastik antara lain saus BOS, DUS,
saus tomat dan saus PP. Setiap BOS berisi 12 kemasan saus dan setiap kardus
berisi 24 kemasan saus. Sedang setiap kardus saus PP berisi 15 bungkus dan
setiap bungkusnya berisi 20 sachet saus. Beberapa poin dalam pemeriksaan saus
kemasan plastik yaitu:
-
Viskositas
saus dingin minimal 3 detik
- Saus BOS,
DUS, dan saus tomat memiliki berat standar antara 665 sampai 670 gr/kemasan dan
saus PP 25 gr
- Seal kemasan
rapi, bersih, tidak berongga, dan tidak terlipat
- Posisi seal
dan gambar tidak miring
- Tanggal dan
kode produksi terlihat jelas dengan urutan yang benar (tanggal, bulan, tahun,
kelompok, kode produksi (masakan kemarin atau sekarang))
- Mengecek
kekuatan seal dengan memberi tekanan 50kg selama 15 menit, bila hasil bocor
berarti seal perlu dibenahi
2. Kemasan botol
Volume saus setiap botolnya adalah 610ml. Pengemasan dengan botol ini masih
dilakukan dengan manual. Pada prinsipnya mesin pemompa memompa saus dari tanki
penampung dan mengalirkannya ke pipa yang digunakan untuk memasukkan saus ke
dalam botol melalui kran. Syarat botol yang digunakan untuk mengemas saus
sebagai berikut:
1.
Botol dalam
keadaan bersih
2.
Tidak retak
3.
Mulut botol
rata (tidak sompel atau gewing)
Beberapa
poin pemeriksaan pada pengemasan botol sebagai berikut:
1.
Tinggi rongga
botol 4-5cm dari mulut botol
2.
Keadaan botol
baik dan bersih
3.
Etiket tidak
miring atau terbalik
4.
Etiket melekat
sempurna
5.
Etiket berada
ditengah badan botol (2 jari dari bawah botol)
6.
Segel
menutupi tutup beserta mulut botol dan tidak robek
3. Kemasan jerigen
Kemasan jerigen ada 2 yaitu isi 6 kg dan isi 25 kg. Pengemasa ini dilakukan
bila ada pemesanan dari konsumen.
PENANGANAN LIMBAH
Limbah industri yang dihasilkan biasanya berasal dari
air hasil pencucian alat-alat yang digunakan selama proses produksi
berlangsung. Limbah tersebut kemudian disalurkan menuju ketempat pengolahan
limbah, lalu diolah seperti pada skema diatas. Pengolahan limbah ini
menggunakan CaCO3, DCA dan bahan kimia lain. Fungsi dari CaCO3
adalah sebagai penetralisir sedang bahan kimia lain berfungsi sebagai pengatur
pH dan koagulan. Pengolahan limbah ini juga memanfaatkan lumpur aktif yang
diletakkan di bak biologi. Lumpur aktif yang digunakan semakin lama akan
semakin berkurang daya kerjanya, sehingga perlu dilakukan penambahan nutrisi
untuk meningkatkan kembali daya kerja lumpur aktif tersebut.
Gejala
penurunan daya kerja dari lumpur aktif bisa dilihat dari:
1. Kecepatan pengendapan
2. Hasil cairan keruh
3. Ketinggian lumpur pada bak kurang dari 20-30%
Skema kerja pengolahan limbah
PEMBAGIAN
JAM KERJA DI PT. SUKASARI MITRA MANDIRI TERBOYO
sebagai berikut:
1. Kantor (non shift)
Senin -
jum’at : 08.00-16.00 (istirahat 1
jam)
Sabtu : 08.00-13.00 (tanpa
istirahat)
2. Packaging
Senin -
jum’at Shift 1 : 07.00-15.00 (istirahat 1 jam)
Shift 2 : 10.30-18.30 (istirahat 1 jam)
Sabtu Shift 1 : 08.00-13.00
(tanpa istirahat)
Shift 2 : 09.30-14.30 (tanpa istirahat)
3. Produksi
Senin -
jum’at Shift 1 : 07.00-15.00 (istirahat 1 jam)
Shift 2 : 14.00-22.00 (istirahat 1 jam)
Sabtu Shift 1 : 07.00-12.00 (tanpa istirahat)
Shift 2 : 11.00-16.00 (tanpa
istirahat)
4. Security
Senin -
jum’at Shift 1 : 06.00-18.00
Shift 2 : 18.00-06.00 (istirahat 1 jam)
PRODUK HASIL OLAH, SASARAN
PEMAKAI DAN PEMASARAN
Produk yang dihasilkan
di PT SUKASARI MITRA MANDIRI Terboyo yaitu pengolahan saus yang bermerk
Nikisari di pasarnya. Pada umumnya sasaran pemasaran hanya pada masyarakat
menengah kebawah. Produk saus hanya di
pasarkan di daerah Semarang, Temanggung, Yogyakarta, Purwodadi atau disekitar
Jawa Tengah saja.
POLA KERJASAMA
Pola kerja kerjasama yang dilakukan
seperti penerimaan siswa PKL, kerjasama dengan pabrik- pabrik disekitar dalam
bidang SDA seperti air maupun pengolahan limbahnya. Kerjasama jugs dilakukan
terhadap supliyer dan konsumen dalam hal untuk meningkatkan mutu produk.
KEPEDULIAN KE LINGKUNGAN SEKITAR PERUSAHAAN
Limbah yang dihasilkan benar-benar diolah sampai benar-benar limbah
tersebut aman di lingkungan, tidak mencemari dan berbahaya lagi bagi manusia.


